puisi


Aku kamu dan entahlah



Ingin aku ceritakan pada aspal
Tentang jihad dan sebuah pengorbanan
Dimana akal tak lagi menjadi nalar
Dan kesibukan hanyalah anak tiri belaka

Iya..nanti akan aku ceritakan pada aspal
Tentang cinta dan kebodohan
Sayup rindu meracuni putra mahkota
Sebuah pengakuan yang kita inginkan

Kelak pasti akan aku ceritakan pada aspal
Tentang cintamu entahlah itu apa??
Acap kali kau lantunkan lagu asmara
Tepat ketika dawai mu mulai berkarat

Sebatas ini  sayang.. aku ceritakan pada aspal
Tentang kamu aku dan entahlah itu siapa
Dan aspal takan mampu bercerita sayang
Tentang apa siapa yang keliru
Diantara kita bertiga.

#gunungpring-gunung muria
 04 Des 2015
21-33



Pelanggan Institusional 1.LATAR BELAKANG MASALAH Selain memperbaiki hubungan dengan mitranya dalam rantai pemasok, perusahaan juga perla mengembangkan ikatan dan kesetiaan yang lebih kuat dari pelanggan ahirnya. Perusahaan masa kini harus memperhatikan tingkat peralihan pelanggan atau tingkat kehilangan pelanggan mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Terdapat empat langkah untuk mengatasinya: 1. Perusahaan harus mendefinisikan dan mengukur tingkat ketahanan pelanggan. Contoh untuk sebuah sekolah, jika pendaftar sekolah tersebut dari tahun ke tahun berikutnya bertambah terus, menunjukan sekolah tersebut memiliki tingkat ketahanan yang baik. 2. Perusahaan harus membedakan sebab-sebab dari berkurangnya pelanggan dan mengidentifikasi hal-hal yang dapat dikelola dengan baik. Misalnya penyebab pindah ke purusahaan lain, kualitas produk yang jelek, harga yang terlalu mahal, pelayanan yang jelek. 3. Perusahaan perlu menguraikan berapa laba yang hilang saat kehilangan pelanggan 4. Perusahaan perlu memperhitungkan berapa besar biaya untuk mengurangi tingkat peralihan pelanggannya. Pelanggan berbeda denga pembeli. Pembeli membeli barang atau jasa yang di hasilhan perusahaan. Sedangkan pelanggan (yang puas akan manfaat produk) membeli produk perusahaan dan membeli lagi setiap saat membutuhkannya kembali.Biaya untuk menarik pelanggan baru, diperkirakan lima kali dari biaya mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Oleh karena itu penting untuk selalu menjaga dan mempertahankan pelanggan dengan memberikan kepuasan yang maksimal. II. PERUMUSAN MASALAH Pelanggan di golongkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pelanggan kobnsumtif dan kelompok pelanggan institusional. Setiap orang pengusaha wajib memahami perilaku dan motifasi pembelian pelanggan mereka, apakah mereka konsumen akhir, pembeli institutional atau kedua-duanya. Dengan demikian mereka dapat menyesuaikan srategi pemasaran produk sesuai dengan kondisi dan perkembangan perilaku dan motivasi pembelian mayoritas pelanggan. Manfaat yang diperoleh pengusaha dengan strategi bisnis tersebut adalah mereka dapat tetap bertahan dalam suasana ekonomi bagaimanapun dan mempunyai harapan untuk berkembang. III.PEMBAHASAN Apakah Pembelian organisasional? Pembelian organisasional adalah proses pengambilan keputusan oleh organisasi formal dalam menentapkan kebutuhan akan barang dan jasa yang dapat dibeli dan mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih diantara alternative merek dan pemasok. Tingkatan Pelanggan 1. Calon pembeli 2. Pelanggan pertama kali 3. Pelanggan berulang 4. Klien –hanya membeli produk dari perusahaan tertentu 5. Penyokong- orang yang memuja perusahaan tertentu dan mengajak orang lain juga 6. Mitra – pelanggan dan perusahaan bekerja sama secara aktif. Konsumen dibagi menjadi dua : 1.Konsumen Individual konsumen yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, biasanya Konsumen Individual bebas membeli barang dengan sedikit bahkan tanpa pengaruh dari orang lain, konsumen jenis ini yang disebut sebagai ultimate konsumen. 2. Konsumen Institusional konsumen jenis ini pembelian barang yang dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri namun untuk memenuhi kebutuhan orang ketiga / orang banyak atau untuk keperluan produksi dari barang-barang tertentu, pada konsumen jenis ini pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang diambil melalui banyak pertimbangan dan dipengaruhi oleh banyak orang. Pengaruh Keputusan Pembelian Pada Kelompok Institusional Institusional/Pasar organisasi terdiri dari semua orang dan organisasi yang membeli barang dengan maksud untuk memproduksi, menjual-ulang atau mendistribusikan ulang. Organisasi-organisasi merupakan pasar untuk bahan baku, komponen pabrik, instalasi, peralatan tambahan, perbekalan dan jasa Ciri Khas Pasar Industri Atau Pembeli Institusional -Jumlah pembeli lebih sedikit -Jumlah pembelian yang besar -Hubungan pemasok – pelanggan erat -Pembeli yang terkonsentrasi secara geografis -Permintaan turunan -Permintaan yang tidak elastis -Permintaan yang berfluktuasi -Pembelian profesional -Lebih banyak orang-orang yang berpengharuh dalam pembelian -Pembelian cenderung langsung tidak melalui perantara -Imbal balik -Sewa guna usaha/leasing Ada 3 (Tiga) Macam Pembelian yang dapat dianggap penting :  Pembelian ulang langsung  Pembelian ulang yang disesuaikan  Pembelian baru Peserta dalam Proses Pembelian Institusional • Pencetus; mereka yang meminta sesuatu untuk dibeli. • Pemakai; mereka yang akan memakai barang/jasa yang dibeli. • Pemberi pengaruh:orang-orang yang mempengaruhi keputusan pembelian. • Pengambil keputusan; orang yang memutuskan produk dan atau pemasok. • Pemberi persetujuan; orang yang mempunyai otoritas untuk menyetujui persetujuan • Pembeli: orang yang diberiwewenang formal untuk melakukan pembelian. • Penjaga gerbang; orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk menghalangi penjual atau informasi menjangkau anggota pusat pembelian Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Pembelian Industri :  Lingkungan  Organisasi  Antar pribadi  Perseorangan PENGARUH KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA KELOMPOK INSTITUSIONAL  Institusional/Pasar organisasi  Organisasi-organisasi  Pasar industri Ada tiga jenis pembelian yang penting :  pembelian ulang langsung  pembelian ulang yang disesuaikan  pembelian baru  unit pengambilan keputusan organisasi pembelian : pusat pembelian terdiri dari orang-orang yang memegang peranan dalam proses keputusan pembelian. Mereka antara lain :  Pemakai produk  Agen pembelian  Pengambil keputusan Pengaruh Penting Apa Saja Yang Mempengaruhi Pembeli Industri Faktor-Faktor Lingkungan  Para pembeli industri sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di lingkungan ekonomi saat ini maupun saat mendatang, misalnya tingkat permintaan primer, pandangan ekonomi, kondisi keuangan, tingkat ketidakpastian ekonomi yang meningkat membuat para pembeli industri berhenti membuat investasi-investasi baru untuk pabrik dan perlengkapan dan mencoba untuk mengurangi persediaan mereka. Faktor-Faktor Organisasi  Setiap organisasi pembelian mempunyai tujuan kebijakan, prosedur, struktur organisasi dan sistem tesendiri dimana pemasar industri harus berusaha mengetahuinya seperti mengenai siapa saja orang yang terlibat dalam keputusan pembelian, kriteria evaluasi apa saja yang mereka pakai, kebijakan dan kendala-kendala perusahaan apa saja yang berhubungan dengan agen pembelian.  Para penjual ulang terdiri dari orang-orang dan organisasi yang memperoleh dan menjual ulang barang-barang yang diproduksi oleh orang lain.  Para penjual ulang harus mempertimbangkan para pemasok, harga, syarat-syarat dan asortimen.  Dalam organisasi grosir atau pengecer kecil, pembelian mungkin dilaksanakan oleh satu atau beberapa orang, dalam organisasi besar, oleh sebuah bagian pembelian.  Untuk barang-barang baru, penjual ulang menempuh proses pembelian serupa dengan gambaran proses pembelian untuk para pembeli industri.  Untuk barang-barang standar, proses pembelian terdiri dari pemesan ulang rutin dan melakukan negosiasi kontrak ulang. Faktor-Faktor Antar- Pribadi  Pusat pembelian biasanya mengikut sertakan beberapa peserta berdasarkan status, wewenang, ketegasan dan keyakinan yang berbeda. Faktor-Faktor Perseorangan  Setiap peserta dalam proses pengambilan keputusan mengenai pembelian menyertakan motovasi, persepsi dan pilihan pribadinya, pendidikan, posisi pekerjaan, kepribadian dan sikapnya terhadap resiko.  Agen pembelian jelas-jelas memperlihatkan gaya pembelian yang berbeda-beda.  Beberapa agen pembelian yang lebih muda dan berpendidikan tinggi merupakan orang-orang yang “gila computer” dan membuat analisis yang ketat terhadap usulan-usulan dari para pemasok yang saling bersaing, sebelum memilih salah satu pemasok.  Agen-agen lain merupakan “orang keras” dari aliran kolot sehingga membuat para pemasok berebutan satu sama lain.  Pemasar industri harus mengetahui konsumen-konsumen mereka dan menyesuaikan taktik mereka dengan pengaruh-pengaruhnya pada lingkungan khusus organisasi, antar pribadi dan perseorangan dalam situasi pembelian. Konsumen sebagai pengambil Keputusan  Individual - Satu orang. - Pengambilan keputusan untuk membeli hanya berdasarkan satu orang.  Institusional - Dua atau lebih individu yang terlibat dalam sebuah institusi (organisasi atau keluarga). - Lebih dari satu orang yang terlibat dalam mengambil sebuah keputusan, apa yang harus dibeli dan keputusan adalah untuk kepentingan bersama. ] IV.KESIMPULAN Dari berbagai pembahasan diatas penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelanggan adalah sumber keuntungan transaksi bisnis yang sudah berjalan. Memelihara hubungan baik dengan pelanggan dapat dilakukan secara langsung maupun melalui media. Kontak langsung dengan pelanggan dapat dilakukan dengan jalan menugaskan tenaga penjualan untuk mengunjungi pelanggan. Kunjungan tenaga penjualan (secara reguler atau tidak reguler) lebih diperlukan untuk mengikat hubungan dengan pelanggan institusional. 2. Pelanggan di golongkan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pelanggan kobnsumtif dan kelompok pelanggan institusional. Setiap orang pengusaha wajib memahami perilaku dan motifasi pembelian pelanggan mereka, agar dapat menyesuaikan srategi pemasaran produk sesuai dengan kondisi dan perkembangan perilaku dan motivasi pembelian mayoritas pelanggan 3. Membidik konsumen institusional jauh lebih sulit dibandingkan dengan konsumen akhir,namun keuntungannya jauh lebih besar karena jumlah produk yang dikonsumsi volumenya lebih banyak sehingga keuntungannya jauh lebih besar. V. KESIMPULAN Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Perspektif Asia Jilid I, Penerbit Andi, Yogajakarta, 1999 Philip Kotler, manajemen Pemasaran, Jilid II Prenhallindo Jakarta, 1999 Basuswasta, ,Manajemen Pemasaran, BPFE, Yogjakarta 2000 William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Erlangga , Jakarta, 1985

Tidak ada komentar:

Posting Komentar